Tips Memilih Rangka Atap Baja Ringan Untuk Rumah kita I Jasa Gambar IMB Surabaya
Rangka
Atap baja ringan merupakan salah satu bahan alternative pengganti rangka atap kayu
atau baja konvensional yang telah lebih lama digunakan dalam struktur bangunan.Seiring
dengan perkembangan zaman dan semakin sulitnya kayu didapat beserta semakin mahalnya konstruksi baja
konvensional. Namun dengan banyaknya merek baja ringan yang beredar di pasaran,
seringkali konsumen bingung dalam memilih rangka atap baja ringan dan
seringkali muncul pertanyaan- pertanyaan seperti :
– Jenis atau merek baja ringan manakah yang
sesuai standar ?
– Bagaimana seharusnya cara pemasangan yang
benar?
Patut
kita ketahui, bahwa sampai saat ini di Indonesia belum ada peraturan untuk
struktur bangunan dengan baja ringan.
Hal-hal yang perlu kita ketahui dan jadikan
bahan pertimbangan atau perbandingan?
Untuk mendapatkan rangka atap baja ringan yang
berkualitas, perlu dicermati beberapa hal penting sebagai berikut:
1.
Mutu Baja
2.
Lapisan Anti Karat
3.
Ketebalan Lapisan Anti
Karat
4.
Software Khusus untuk
Desain Struktur Baja Ringan
5.
Sistem Pengaku
(Bracing)
6.
Self Drilling Screw
7.
Prefabrikasi
8.
Garansi
Penjelasan lanjut mengenai hal diatas dapat
kita lihat sebagai berikut:
1. Mutu Baja
Karena ketebalan profil baja ringan sangat
tipis (yang beredar di Indonesia berkisar 0,4 – 1 mm), bahan baja yang umum
dipakai adalah baja mutu tinggi atau biasa disebut High Tension Steel, umumnya
(standar) G550, artinya Yield Strength maupun Tension Strength dari baja
tersebut minimal adalah 550 Mpa.
Konsumen sulit untuk mengetahui mutu dari
bahan yang ada, tetapi dengan mengetahui standar baja minimum G550, kita dapat
meminta jaminan tertulis bahwa bahan baku yang akan kita pakai adalah G550.
2. Lapisan Anti Karat
Lapisan Z (Zinc) yang sering disebut Galvanis
dan AZ (Aluminium dan Zinc) adalah jenis-jenis lapisan anti karat yang paling
umum dipakai di Indonesia.
Masing-masing lapisan mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan yang dimiliki Aluminium Zinc (AZ) adalah lebih tahan
korosi terhadap air garam sedangkan kelemahannya adalah tidak tahan terhadap
adukan semen atau mortar (korosif). Di lain pihak, lapisan Zinc (Galvanis)
tidak terkorosi oleh adukan semen namun kurang tahan terhadap air garam.
Lapisan Zinc banyak digunakan untuk rangka
atap dengan penutup atap genteng keramik atau genteng beton, karena bagian nok
/ bubung biasanya diisi oleh adukan semen (kerpusan).
3. Ketebalan lapisan Anti Karat
Seringkali konsumen menganggap bahwa bahan
Aluminium Zinc lebih baik daripada Zinc (Galvanis), padahal yang menentukan
adalah ketebalan lapisan yang dipakai, BUKAN jenisnya. Ketebalan lapisan anti
karat ini akan berpengaruh terhadap USIA ketahanan baja terhadap karat.
Untuk mencapai taraf ketahanan yang relatif
setara, ketebalan lapisan Zinc yang dipakai harus lebih tebal daripada
Aluminium zinc.
Standar umum untuk bahan struktural
(menanggung beban), ketebalan lapisan Aluminium Zinc tidak boleh kurang dari
150 gram/m2, sedangkan untuk lapisan Zinc (Galvanis) tidak kurang dari 180
gram/m2.
AZ 150 gr/m2 ~ Z 180 gr/m2
(AZ 150 gr/m2 SETARA DENGAN Z 180 gr/m2)
Sama halnya seperti mutu bahan baja, cukup
sulit untuk bisa mengetahui ketebalan dari lapisan anti karat secara visual.
Pengecekannya harus dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium. Jadi yang
paling mudah adalah meminta jaminan secara tertulis tentang berapa ketebalan
lapisan baja ringan yang akan dipakai. Perlu diingat bahwa ketebalan lapisan
anti karat yang dipakai sangat berpangaruh terhadap usia pakai baja ringan.
4. Desain Struktur
Karena perilaku strukturnya yang berbeda,
struktur rangka atap baja ringan tidak bisa dihitung menggunakan software
analisa struktur untuk konstruksi baja tebal yang umum dipakai. Banyak sekali
variabel yang bisa mempengaruhi hasil desain perhitungan struktur. Sebagai
konsumen yang awam, sulit untuk bisa memahami perhitungan desain struktur,
tetapi kita dapat memilih produk yang memiliki dukungan perangkat lunak
komputer khusus konstruksi baja ringan bereputasi internasional.
5. Sistem Pengaku / Bracing
Rangka atap baja ringan dibuat dari baja
tipis, biasanya ketebalan minimum untuk struktur kuda-kuda adalah 0,75 mm.
Akibat bahan yang begitu tipis, meskipun telah dibuat menjadi bentuk profil
yang kokoh, kekuatannya tinggi tetapi kekakuannya lemah (dibanding balok kayu
misalnya). Dengan kekakuan yang lemah, struktur rangka atap baja ringan harus
dilengkapi dengan batang pengaku / bracing yang cukup. Banyak kasus rangka atap
baja ringan yang roboh akibat kurangnya batang pengaku / bracing ini.
Batang pengaku / bracing terdiri dari:
·
Diagonal web Bracing
·
Ikatan angin, untuk
meneruskan gaya dari lateral tie.
·
Top Chord Bracing
·
Pengaku batang atas,
biasanya berupa reng.
·
Bottom Chord Bracing
·
Pengaku pada batang
bawah.
·
Lateral Tie
·
Pengaku batang (Web)
tekan.
6. Alat Sambung Self Drilling Screw dan
Pemasangannya
Salah satu bagian terpenting dari struktur
rangka atap baja ringan adalah alat sambung, yang biasanya berupa Self Drilling
Screw (SDS), atau sekrup dengan ujung penembus baja tanpa mur. Untuk baja
tipis, SDS yang dipakai harus jenis khusus dengan alur yang kasar, dan adanya
ruang dibawah kepala baut. Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun
diantara alur, bukan dirusak oleh alur, sehingga SDS mampu memikul beban yang besar
di sambungan.
SDS yang mudah didapat di pasaran umumnya
mempunyai alur yang rapat / halus, dimana SDS ini khusus dipakai untuk
sambungan baja tebal, bukan untuk baja ringan, misalnya untuk memasang penutup
atap metal (metal sheet) dengan kanal C baja tebal (ketebalan di atas 2 mm)
Selain itu pemasangan SDS harus memakai alat
khusus berupa screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi. Tanpa adanya
alat kontrol torsi, SDS beresiko kehilangan fungsinya karena aus (overtighten),
di mana keadaan ini amat berbahaya bagi struktur. Celakanya karena jumlah SDS
yang dipakai dalam suatu sistem rangka atap baja ringan relatif banyak
jumlahnya, sangat sulit (bisa dikatakan hampir tidak mungkin) mengeceknya satu
demi satu.
7. Proses Perakitan Rangka Atap
Proses perakitan kuda-kuda untuk rangka atap
yang dilakukan di proyek, banyak dilakukan di Indonesia; padahal perakitan
kuda-kuda memerlukan keahlian dan kontrol kualitas yang baik.
Perakitan yang dilakukan di proyek mempunyai
resiko kuda-kuda yang dibuat tidak rapi, tidak seragam, atau tidak sesuai
dengan gambar desain. Kontrol pemasangan alat sambung Self Drilling Screw juga
merupakan hal yang sangat penting.
Solusi untuk menghindari semua resiko tersebut
adalah dengan memilih kuda-kuda yang dirakit di pabrik (prefabrikasi) dengan
menggunakan MESIN JIG, di mana perakitan dengan menggunakan mesin di pabrik
mempunyai kelebihan: mutu kuda-kuda terjamin rapi dan akurat, pekerjaan lebih
nyaman, tidak tertanggu cuaca, dan kontrol pemasangan alat sambung Self
Drilling Screw terjamin.
8. Garansi
Garansi tidak hanya meliputi bahan saja,
melainkan termasuk didalamnya ; garansi struktur, garansi bahan, garansi design
dan instalasi.
Jadi
dalam memilih rangka atap baja ringan yang akan kita pakai, terbukti bahwa
pengalaman dan merk yang bisa dipercaya jauh lebih baik dan lebih penting
dibanding dengan harga yang “asal murah”.
Bandingkan 8 (delapan) hal di atas untuk
mendapatkan baja ringan yang bermutu.
Kita harus lebih jeli dan mengerti,
karena salah pilih bisa berakibat fatal. Pada rangka atap kayu, kalau satu
kuda-kuda mengalami “kegagalan”, hanya kuda-kuda tersebut yang roboh, sedangkan
rangka atap baja ringan mempunyai tendensi untuk roboh secara keseluruhan
mengingat bahan baja tidak mudah patah / putus seperti kayu.
Komentar
Posting Komentar